Tayuban: Doa yang diimplementasikan dalam Gending Tari Adat Unan Unan

Rirual tayuban Tengger Kab. Pasuruan 


JAKMAS | Pasuruan, Kamis Wage 2 Mei 2024. Membahas tentang mengapa beberapa daerah di pulau Jawa ini bila melaksanakan rirual selalu ada Tayuban sebagai salah satu yang menjadi pelengkap dan wajib masuk dalam agenda ritual.

Ketika kami mencari keterangan dari warga masyarakat jawabannya simpel ya karena pada masa dahulu kesenian yang ada hanya seperti itu, dengan menari tayub itu sebuah pertunjukan tari bersama diiringi gamelan dan gendhingnya berisikan syair puji pujian kepada para Dewa, sebagai uvapan terima kasih kepada alam semesta, kepada Gusti kang akaryo jagat atau Tuhan sang pencipa,. 

Masih banyak lagi sebutan yang lain yang bermakna Ke Tuhanan yang disebutkan dalam sastra syair dalam Jawa.

Biasanya yang bisa kita lihat adalah di punden atau situs tertentu DhanHyang nya suka persembahan Tayuban, karena pada jaman dulu para eyang pembuka lahan pertama agar menjadi suatu desa seperti sekaramg adalah penggemar Tayuban yang sebenarnya bisa juga disebut dengan istilah Ondroewino yang berarti bagian dari suka suka pada saat mensukuri panen yang melimpah, ternak yang beranak pinak dengan sehat atau warga terlepas dari wabah atau bencana kalising sambikala maka rasa terimakasih itu diwujudkan dalam bentuk tarian dan mantramnya dinyanyikan dalam bentuk gendhing.

Tayuban bila mengacu pada pakemnya adalah sebuah pertunjukan tari yang indah dan santun, tidak sepert iyang terjadi dibeberapa dekade tahun tahu.n yang lalu sehingga munculnya larangan acara Tayuban di beberapa daerah karena alasan anarkis atau dilaramg oleh kepentingan tertentu yang sengaja ingin menghapus kesenian tradisional asli Nusantara tercinta ini.

Bila dicermati salah satu berkurangnya kesenian tayuban adalah munculnya berbagai genre musik modern yang lebih disukai kalangan anak muda, atau istilah gampangnya pergerseran nilai seni dari yang klasik kearah modern yang sesuai selera jaman. 

Kesenian Tayuban yang masih lestari dan dilestarikan tetap pada gerakan yang indah dan santun bisa kita lihat pada acara rirual adat unan unan di desa Ngadiwono Tengger Brang Kulon Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruhan.

Sebagai kesenian yang berkaitan dengan ritual maka kesantunan dan kesopanan dalam menari juga tetap terjaga dengan baik.

Romo Pandito Dukun Tengger Puja Pramana menuturkan disela kesibukan mengawasi penataan sesaji dan menerima tamu di balai desa Ngadiwono siang itu, di dalam ritual adat di wilayah Tengger tidak lepas dengan kesenian dan gamelan yang merupakan syarat kelengkapan ritual adat dan tradisi yang dimiliki suku Tengger.

Dan ritual adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat suku Tengger ini berlangsung turun temurun diwariskan antar generasi dan berlanjut sampai sekarang ini.

Itulah keunikan tersendiri yang menjadikan suku Tengger bertahan dari gempuran jaman. Komitmen dan konsisten dalam menjaga serta melestarikan adat, tradisi dan seni budaya leluhur sendiri. 


Hong Ulun Basuki Langgeng.Dewi Kushmanda.

Previous Post Next Post