Menulis Adalah Tradisi Para Ulama

JAKMAS | Menulis merupakan tradisi ilmiah yang sudah menjadi kebiasaan para ulama zaman dulu. Perhatikan bagaimanakah semangat para ulama dalam menulis.

Lihatlah yang dilakukan Imam Syafi’i. Beliau menulis di atas pelepah kurma, tulang unta,bebatuan dan kertas yang dibuang orang. Sampai suatu saat kamarnya penuh sesak dengan benda tersebut dan tidak dapat menjulurkan kakinya ketika tidur. Akhirnya, beliau menghafal semua catatan dan benda-benda tersebut dikeluarkan dari kamar. Karyanya yang terkenal adalah Al-Umm dan Ar-Risalah.

Imam Al-Bukhari tidur diatas tikar, bila terlintas di benaknya sebuah masalah,beliau bangun dari tidur, mengambil korek api dan menyalakan lampu,kemudian menulis hadits dan memberinya tanda. Hal ini bisa beliau lakukan 15 sampai 20 kali dalam satu malam. Semangat membara inilah yang melahirkan kitab monumental Shahih Bukhari, yang ditulis selama 16 tahun.

Ibnu Hajar al-’Asqalani, menulis kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari berjumlah 17 jilid selama 29 tahun. Imam Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam menulis kitab Gharibul Hadits selama 40 tahun. Imam An-Nawawi wafat pada usia 45 tahun dan belum sempat menikah.

Tapi kitab yang ditulisnya beratus ribu halaman. Diantara karya yang terkenal adalah Al-Majmu dan Minhajuth Thalibin. Ibnu Aqil adalah seorang ulama yang menulis kitab Al-Funun,sebuah ensiklopedia yang memuat beragam ilmu,terdiri dari 800 jilid. Imam Ad-Dzahabi berkomentar belum ada kitab di dunia ini yang lebih tebal dari Al Funun. Selain Al-Funun, beliau juga mempunyai sangat banyak kitab lainnya.

Ibnu Jauzi adalah ulama yang sangat banyak menulis kitab dalam berbagai bidang ilmu. Ibnul Warid mengatakan bila lembaran-lembaran buku yangberhasil ditulis oleh Ibnul Jauzi dikumpulkan, lalu dibandingkan dengan umur beliau, rata-rata beliau menulis dalam sehari sebanyak sembilan
buah buku seukuran buku tulis. Karya Ibnul Jauzi mencapai 519 kitab.

Imam Muhammad bin Ali yang lebih dikenal dengan Asy-Syaukani,pengarang kitab Nailul Authar adalah seorang ahli tafsir, ahli hadits, ahli
fiqih, dan ahli ushul fiqh. Beliau mewariskan 114 karya tulis. Imam Abdul Hayyi Al-Laknawi Al-Hindi pada usia 39 tahun telah menulis 110 kitab.
Previous Post Next Post