Masih Mengkafirkan Selain Islam Jama'ah?


JAKMAS.COM | Selama ini masih banyak di luaran sana yang belum pernah mendengarkan jawaban-jawaban yang selama ini sudah tak sampaikan ke umum, bukan kepada orang jamaah saja,  ke seluruh umat islam sudah di sampaikan, selama ini kita ( orang jama'ah ) dituduh katanya mengkafir - kafirkan orang di luar jamaah. 

Jadi para jamaah harus kita fahami, bagi umat Islam juga, semua harus memahami. Jangan sampai kita dipecah belah oleh orang-orang yang tidak ngerti hukum, tidak ngerti tatanan, kita dipecah belah mereka yang belum memahami hukum ( mangqul ), kalau kita sama-sama orang islam, mereka masih sengaja gegeri dipecah belah.

Berarti kita masih dangkal dalam memahami kepahaman tentang tuduhan kafir tersebut. Jadi Jangan sampai kita itu mengafir-ngafirkan orang, menghukumi orang, sedangkan kita - kita sendiri nggak ngerti hukum. Belum ngaji, ngaji udah tapi belum paham, jadinya nanti rusak maka dari itu, jangan sampai kita ini membuat hukum sewena wena mengafirkan orang, sedang kita sendiri nggak ngerti hukum. 

"KH. Nurhasan Al Ubaidah Lubis dulu memberi pesan terhadap muridnya "awakmu ojo ngafirno wong nek awakmu durung teko neng dewek'e. Artinya Kalau bahasa kamu jangan mengkafir - kafirkan ke orang kalau kamu belum datang sama dia" datang apa? Amal Magruf. 

Menasehati dan menyampaikan dalil-dalil dari Quran dan hadist, kalau kita sudah datang sama dia, sudah bisa kita menentukan, kita sebagai mubaligh - Mubalighot datang sama dia, menyampaikan, ngaji Qur'an dan Hadits pedomannya Quran dan hadis sudah di kaji dia nggak mau, tidak percaya kepada kepada Allah, tidak percaya adanya dalil ( kitab ) dan gak percaya hari akhir, tidak percaya adanya Takdir dan hari akhir,tidak percaya kepada ayat-ayatnya Allah sekaligus kepada kitabnya, itu namanya orang kafir. Tidak perlu kita ( orang jama'ah ) ngafir-ngafirkan di luar jama'ah termasuk otomatis menjadi kafir sendiri. 

Kemudian kita datang, dia mau,mau ngaji Quran nya dan hadist, itu namanya orang Islam orang iman batasannya ada disini. Jika mereka tidak jama'ah antara orang jama'ah dan islam kita harus ngerti, karena jelas ya Nabi bersabda "kalau kamu itu tidak kamu mengamalkan agama Islam, kalau tidak menetapi dengan 5 perkara ( 5 bab ) tidak bisa masuk surga. Kajian ini harus faham tentang 5 bab dalilnya 5 perkara secara keseluruhan. Nanti harus betul-betul dimangkulkan harus pelajari, kalau nggak akan ngerti kita, jadi jangan kita ngafirkan orang. 

Kalau orang sudah ngaji kurang hati - hati sudah sholat, zakat, puasa, haji, terus dia nggak mau jamaah nggak tetep Jamaah itu namanya ahli kitab. Ahli kitabnya dalam orang Islam. Kita bisa membedakan orang kafir dan orang ahli kitab, kemudian dia mau menetapi Jamaah Islam dan mau menetapi 5 bab ( 5 perkara ) teori dan praktek di amalkan. Tapi kalau sebagian kufur sebagian itu kafir yang itu kafir yang hak.

Dari kajian - kajian KH. Nurhasan Al ubaidah Lubis adalah dari 49 hadits dirangkum menjadi Jamiushoghir Kutubushita plus Muathou Malik dari kutubushita plus Muathoumalik dirangkum menjadi Ilmu Mangqul dari Ilmu mangkul ini didapat Bahwa inti punjernya Agama adalah menetapi Al Qur'an dan Hadist Jama'ah dengan menetapi 5 perkara adapun tentang 5 perkara urainya.

Seri Satu Mangkul

Menetapi Qur'an Hadist cara 5 perkara atau 5 bab secara mangkul musnad mutasil teori praktek sampe faham dengan di niati karena Alloh wajib masuk surga. Dikalàngan umat islam banyak yang merasa bahwa diri telah menjalankan Ibadah sesuai Agama islam yang sesuai sesuai dengan Al Jama’ah padahal, siapakah mereka ini

Sedangkan Jama'ah dalah cara pasti masuk syurga selamat dari Neraka untuk memahaminya tentang Jamaah kita Harus bisa menjawab simulasi 3 pertanyaan ini

Sabda Rosululloh..Sesungguhnya perbuatan orang tidak bisa masuk Syurga karena Amalannya..?

 

Sabda Rosululloh ada 73 golongan islam tapi hanya satu yang bisa masuk syurga ?

 

Sabda Rosululloh Satu jengkal saja keluar dari Jamaah maka lepaslah tali Islam dari lehernya..walaupun orang tersebut puasa sholat walau menyangka bahwa dirinya masih Islam?

 

Adapun mereka adalah orang-orang yang mengikuti cara hidup Rasulullah dan para sahabat beliau. Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah para sahabat beliau sendiri, para tabi’in, para imam yang mengikuti petunjuk dan mengikuti kehidupan mereka serta menjauhi perbuatan bid’ah di mana pun dan kapan pun juga. Mereka akan tetap ada dan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah sebagai thoifah mansuroh hingga hari Kiamat.
.
Mereka disebut sebagai orang yang menetapi Al Jamaah karena mereka mengorientasikan diri mereka kepada sunah dan karena mereka bersatu untuk mengamalkan sunnah itu secara kaffah lahir dan batin,ma ana alaihi waaskhabi dalam ucapan, perbuatan dan keyakinan. Secara mangkul ber isnad mutasil Teeory praktek
.
Dari Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Yahudi dahulu terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan ; satu golongan masuk Surga, tujuh puluh golongan masuk Neraka. Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan ; satu golongan masuk Surga, tujuh puluh satu yang tersisa masuk Neraka. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangannya : umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan ; satu golongan masuk Surga dan tujuh puluh dua lainnya masuk Neraka. “Ada sahabat yang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Siapa mereka yang masuk Surga itu ?” Beliau menjawab : “Mereka adalah Al-Jama’ah”
.
Dalam riwayat lain oleh At-Tirmidzi dari Abdullah bin Amru diriwayatkan bahwa para sahabat bertanya : ‘Siapakah mereka wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab. “Artinya : Orang yang mengikuti jalan hidupku dan para sahabatku” Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Sunnan-nya, dalam kitab Al-Iman, bab : Riwayat Tentang Terpecahnya Umat V : 26, nomor 2641.

Lalu Nabi melanjutkan sabdanya : Ana amarokum bikhomsin Allohu amaroni bihinna AlJamaatu wasam u wathoatu walhijrotu waljihadu fisabilillah. Banyak sudah sejarah di negeri ini yang mencoba menegakan Al jamaah namun banyak yang mengalami kegagalan,sedangkan sebagai warga Ahlu sunnah wal jamaah kita harus tahu apa itu. Pondasi jadinya Jamaah itu? Pondasi jadinya Aljamaah itu dari 3 (tiga) Dalil :yakni

1. Sabda Nabi SAW: Sesungguh kelakuan tidak bisa masuk syurga seseorang dengan hanya mengandalkan Amalannya lalu bertanya sohabat ..Walau engkau Ya YaRisululloh ? lalu nabi bersabda Walau saya !!! lalu nabi bersabda kecuali amalan itu diselongsongi Rokhmat Alloh
2.Dalil kedua Satu Jengkal saja seseorang Keluar dari Jamaah maka Gugurlah Tali Islam dari lehernya meskipun dia Sahadat sholat zakat puasa Haji Loh! ini Jamaah Apaan. ...ya kok dahsyat sekali.
3.Dalil ketiga Sabda Nabi SAW : Aku perintah kalian pada 5 perkara dan Alloh perintah pada saya 5 Perkara ini yaitu : Aljamatu,Wasam'u,Wathoatu,Wal Hijrotu,Waljihadu Fisabilillah.

Inilah perintah 5 perkara yang Alloh perintahkan kepada Nabi Muhammad SAW lalu kemudian Nasehat 5 perkara ini terus dinasehatkan dan diperjuangkan terus oleh KH. Nurhasan Al Ubaidah Lubis hingga akhir hayat beliau adapun istilah 5 perkara jadi 5 bab inilah sejarahnya.

Jadi Nasehat 5 bab yg selalu disampaikan dlm jamaah itu merupakan nasehat pokok dan pokoknya nasehat wajib. Apabila ada pengurus / pengatur dlm memberikan nasehat tdk menyambung & memperkuat nasehat Bapak Imam tentang 5 bab berarti nasehatnya tidaksempurna ( Guyonan/Koyah Pentol ).

Pertama kali nasehat 5 bab ini disampaikan oleh bp KH Nur Hasan al Ubaidah Lubis di Kertosono pada tahun 1968 dihadapan 4 org yaitu :

1. Bp Nur Hasyim (alm) 
2. Bp Nur Zain (alm)
3. Bp Yasin (alm)
4. Bp Tojin (msh hidup)

 

Berdasarkan ilmu mangkul yg beliau terima menjelaskan bahwa : 5 bab itu bukan ijtihad Bp KH Nur Hasan al Ubaidah Lubis melainkan memperkuat perintah Alloh & Rosul dan Rosulullah SAW bersabda :

*قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ الْجَمَاعَةُ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالْجِهَادُ وَالْهِجْرَةُ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَّا أَنْ يَرْجِعَ وَمَنْ ادَّعَى دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ قَالَ وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ فَادْعُوا بِدَعْوَى اللَّهِ الَّذِي سَمَّاكُمْ الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ اللَّهِu
عن أنس رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم*
:" مَا مِن مُسلم يَغرِسُ غَرْسًا أو يَزرَعُ زَرْعًا فيأكُلُ مِنه طَيرٌ أو إنسَانٌ أو بهيْمَةٌ إلا كان لهُ بهِ صَدقَةٌٌ ". رواه النسائي

Aku perintahkan pada kamu sekalian 5 perkara , Alloh memerintahkan padaku 5 perkara yaitu :

1. Jamaah
2. Mendengarkan
3. Tho'at
4. Hijroh
5. Jihad fii sabilillah

Adapun makna secara mangkulnya* pada tahun 1968 yaitu :

1. Ngaji (Mendengarkan)
2. Ngamal (Hijroh)
3. Membela (Jihad)
4. Sambung (Jamaah)
5. Tho'at

 

Lalu ada yang bertanya kok susunannya tidak sama dengan lafal dalilnya..?..lalu dijawab oleh KH. Nurhasan Al Ubaidah Lubis bacanya bahasa Arab apa Bahasa Indonesia? kalau bahasa Arab bacanya maju mundur
Adapun Formasi 5 Perkara
1⃣2⃣3⃣4⃣5⃣
Formasi 5 Bab
2⃣4⃣5⃣1⃣3⃣

Kemudian Barang siapa yang keluar dari jamaah satu jengkal (salah satu dr 5 bab) maka sungguh" lepas tali islam dari lehernya (baiat) dari lehernya kecuali jika mau, bertaubat. Dan barang siapa yang mengajak dengan ajakan jahiliyah (selain 5 bab) maka mereka termasuk bagian dari penghuni Neraka Jahanam, para sahabat bertanya wahai Rosululloh : walaupun mereka masih mengerjakan Puasa & Sholat ? Jawab Rosul walaupun mereka masih mengerjakan Puasa & Sholat bahkan menyangka kalau dirinya Muslim (HR. Attirmidzi dan Ahmad) Nomor Hadits 17132,Kitabul Adillah hal 42,Kitabul Imaroh Hal 61

Kalau ada orang / golongan tertentu yg mengatakan bahwa 5 bab adalah bid'ah , karangan Bp KH Nur Hasan al Ubaidillah Lubis berarti itu pernyataan yang salah / bodoh / fitnah / dusta mereka bertujuan ingin mempengaruhi jamaah supaya goyah kefahamannya / keimanannya sehingga akhirnya Keluar dari jama'ah
Sejarah Jadinya Jamaah

Jadinya Jamaah di Arab Saudi itu di Madinah. Jadinya Jamaah di Indonesia di Desa GadingMangu kecamatan Perak Kabupaten Jombang ~Indonesia Karena Jadinya muhajir adalah jadinya Jamaah Tidak jadinya Muhajir tidak jadinya Jamaah.
Dan kita agar selalu bisa sodaqoh dan bila tidak mampu sodaqoh maka kita hendaklah menanam tanama Asem Jarak Besaran atau tanaman produktif lainya minimal bila ada yang memanfaatkan daun atau buah dari pohon yang kita tanam maka itu dicatat sebagai sodaqoh kita yang telah menanam pohon tersebut sebagaimana sabda Rasululloh SAW

*مَا مِن مُسلم يَغرِسُ غَرْسًا أو يَزرَعُ زَرْعًا فيأكُلُ مِنه طَيرٌ أو إنسَانٌ أو بهيْمَةٌ إلا كان لهُ بهِ صَدقَةٌٌ ". رواه النسائي*

Tidak ada dari seorang muslim yang menanam suatu tanaman atau menaman biji bijian kemudian dimakan unggas atau burung atau binatang atau manusia lewat minta daun atau buah hasil tanaman itu maka itu dicatat oleh malaikat sebagai Shodaqoh.


Previous Post Next Post